Sebagianbesar umat Islam tentu telah mengetahui bahwa surat yang turun pertama sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad adalah al-Alaq. Surat yang terdiri lima ayat ini menjelaskan tentang perintah tentang membaca, iqra, atau menuntut ilmu dan belajar.Namun, adakah yang bertanya-tanya, kenapa bukan al-Alaq yang menjadi pembuka atau ditempatkan pada urutan dalam al-Quran yang kita kenal sekarang ini?
KITAB suci Alquran, adalah pedoman hidup utama bagi umat islam. Alquran adalah firman Allah yang turun kepada Nabi Muahammad SAW, melalui malaikat Jibril. Turunnya Alquran berlangsung berangsur-angsur, dalam dua periode perjalanan hidup Rasulullah yaitu ketika di Mekkah dan di Madinah. Surat pertama yang turun adalah Al-Alaq yang turun ketika di gua Hira. Namun mengapa pada saat ini, urutan surat dalam Alquran dimulai dari surat Al-Fatihah, bukan Al-Alaq? Berikut alasannya Pertama, Al-Qur’an diturunkan ke dunia melalui dua tahap Tahap pertama, diturunkan sekaligus dari “lauhil mahfudz” ke “baitul izzah” di langit dunia sebagaimana susunan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tahap kedua, diturunkan dari langit dunia kepada Rasulullah SAW, secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab kejadiannya. Tetapi susunan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang ada sekarang, itu memang bukan menurut sejarah turunnya, melainkan atas dasar perintah Allah sama dengan susunann Al-Qur’an yang di “lauhil mahfudz”. BACA JUGA Penjelasan Hujan dalam Alquran 1 Imam Ahmad, meriwayatkan bahwa setiap kali turun ayat, Rasulullah memerintahkan para penulis wahyu, seraya bersabda “letakkan ayat ini setelah ayat ini di surat ini” Musnad Imam Ahmad Jilid1, hal57. Banyak riwayat yang menegaskan bahwa Rasulullah mengimami shalat, dengan membaca Al-Qur’an sebagaimana susunan ayat yang ada. Atas dasar ini ijma’ ulama menegaskan bahwa susunan ayat-ayat Al-Qur’an murni dari Allah tanpa campur tangan siapapun. Begitu juga susunan surah-surah dalam Al-Qur’an, sekalipun ada perbedaan pendapat, tetapi pendapat yang paling kuat adalah bahwa susunan surah-surah itu berdasarkan wahyu dari Allah SWT, bukan ijtihad para sahabat. Pendapat ini didukung dengan banyak riwayat yang sahih, seperti keterangan bahwa Rasulullah sering membaca dalam shalatnya, beberapa surah secara berurutan seperti susunan yang ada. Rasulullah SAW sebagaimana riwayat Imam Bukhari – setiap tahun dua kali menyetor hafalan Al-Qur’an dari awal sampai akhir, kepada Malaikat Jibril. Setoran ini tentu secara berurutan sesuai dengan susunan yang ada. Ini juga diperkuat dengan ijma’ para sahabat dan kesepakatan jumhurul ulama mayoritas ulama terhadap susunan Al Qur’an ada sekarang adalah merupakan bukti yang menguatkan bahwa susunan surah-surah berdasarkan wahyu lihat fadhailul Qur’an, libni katsir, 86. Kedua, mengenai pengelompokan ayat dalam setiap surat sesuai dengan riwayat Imam Ahmad di atas tentu juga berdasakan wahyu. Bagitu juga nama-nama surah, semuanya sesuai dengan petunjuk wahyu. Demikian pula waqaf per ayat, tidak bisa diketahui kecuali melalui wahyu. Adapun penentuan juz-juz Al-Qur’an yang tiga puluh jumlahnya, itu bukan dari Sahabat Utsman, karena mushhaf utsmani Al-Qur’an yang ditulis di zaman Utsman tidak terdapat juz-juz tersebut. Melainkan dari para ulama, dengan maksud untuk mempermudah. Sekalipun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat antara boleh dan tidak, namun kemudian dianggap boleh-boleh saja, selama tidak merusak susunan Al-Qur’an yang asli. BACA JUGA Penjelasan Hujan dalam Alquran 2-Habis Ketiga, penentuan suatu ayat dimansukh dengan ayat lainnya, itu tidak melalui ijtihad, melainkan melalui tiga hal berikut 1. Penegasan dari Nabi SAW atau sahabat Seperti hadits ” Aku dulu pernah melarangmu melakukan ziarah ke kuburan, maka sejak ini silahkan lakukan ziarah kubur tersebut”. 2. Kesepakatan umat bahwa ayat ini nasikh dan yang satunya mansukh. 3. Mengetahui sejarah turunnya, maka yang diturunkan lebih dahulu itulah yang mansukh. Demikian wallahu a’lam bissawab. []
Juduldiatas adalah benar dan bisa dibuktikan bahwa quran itu bukan wahyu dari Allah tetapi hasil karangan, angan2, pikiran2 si muhammad dan teman temannya dan. MURTADIN_KAFIRUN . WELCOME. Join the forum, it's quick and easy . MURTADIN_KAFIRUN . "Sesungguhnya Al Quran itu adalah BENAR-BENAR WAHYU Rasul yang Mulia." (QS 69:40)

ilustrasi pinterest Dalam mushaf Al Qur’an, surat pertama adalah Al Fatihah dan terakhir adalah An Nas. Mengapa urutan mushaf tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu? Seperti diketahui, surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah Al Alaq. Namun surat pertama di mushaf adalah Al Fatihah. Surat Al Baqarah dan Ali Imran yang merupakan surat kedua dan ketiga di musfah, justru merupakan surat yang baru turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Mengapa urutan mushaf tidak sama dengan urutan turunnya wahyu? Pertanyaan ini tidak hanya ditanyakan oleh muslim yang ingin mencari kebenaran, namun juga ditanyakan misionaris yang ingin membingungkan orang-orang awam. Jawaban Ilmiah Urutan Mushaf Al Quran turun melalui dua tahap. Pertama, Al Quran diturunkan secara lengkap dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Kedua, dari Baitul Izzah, Al Quran diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam secara bertahap dalam waktu 22 tahun lebih. Sebagian ulama menyebutkan angka cantik 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Turunnya Al Quran secara bertahap ini memiliki banyak hikmah. Di antaranya, relevan dengan peristiwa dan pentahapan hukum serta mudah dihafal dan diamalkan. Nah, begitu ayat Al Quran turun kepada Rasulullah, beliau memerintahkan sahabat khususnya sekretaris wahyu untuk meletakkan ayat tersebut sesudah ayat tertentu dan sebelum ayat tertentu. Sebagaimana ditunjukkan Malaikat Jibril kepada beliau. Demikian seterusnya sehingga ketika lengkap 114 surat turun kepada beliau, urutannya persis sebagaimana urutan Al Quran yang ada di Lauhul Mahfudz. Baca juga Surat Al Ikhlas Terjemah Per Kata Jadi, urutan ayat-ayat Al Quran di mushaf bersifat tauqifi, atas petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang sesuai dengan Al Quran di lauhul mahfudz. Dalam riwayat Imam Ahmad dijelaskan bahwa ketika Rasulullah mendapatkan wahyu, Malaikat Jibril menunjukkan letak ayat tersebut setelah ayat yang mana, maka beliau pun menunjukkan hal itu kepada sahabat sehingga didapatkan urutan ayat Al Quran yang tepat. Urutan atau tertib ayat tersebut juga ditegaskan dengan ijma’ para ulama’. Imam As Suyuthi mengatakan “Ijma’ dan nash-nash yang serupa menegaskan, tertib ayat-ayat itu adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi” Az Zarkasy dalam Al Burhan dan Abu Ja’far Ibnu Az Zubair dalam Munasabah juga menegaskan “Tertib ayat-ayat di dalam surat-surat itu berdasarkan tauqifi dari Rasulullah dan atas perintah beliau, tanpa diperselisihkan kaum muslimin.” Jadi kalau kita dapati surat pertama dalam Mushaf adalah Surat Al Fatihah dan surat terakhir adalah Surat An Nas, demikianlah urutan Al Quran di lauhul mahfuzh. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/

Wahyupertama kali kepada Rasulullah SAW diturunkan saat usia 40 tahun.

al-Qur’anBulan Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat bagi seluruh umat Islam. Bulan Ramadhan, menawarkan pahala yang melimpah bagi individu yang rajin menjalankan ibadah wajib, dan sunnah. Selain itu, pada bulan ini berbagai peristiwa-peristiwa penting bagi sejarah umat Islam terjadi. Salah satu peristiwa tersebut adalah turunnya wahyu pertama al-Qur’an, yang juga menandai dimulainya periode kenabian. Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam perjalanan sejarah Umat Islam hingga dewasa ini, oleh karena itu pada pembahasan kali ini akan dipaparkan lebih lanjut mengenai sejarah turunnya wahyu pertama kepada Nabi Rasul Menjelang Turunnya Wahyu Goa Hira’ jabal al-NourKetika usia Muhammad bin Abdullah telah mendekati 40 tahun, beliau banyak menghabiskan hari-harinya untuk mengasingkan diri. Aktivitas tersebut mulai beliau kerjakan setelah melalui perenungan yang lama. Dengan membawa roti dari gandum dan air, beliau pergi ke Gua Hira’ di Jabal Nur, yang berjarak kurang lebih 2 mil dari kota Mekkah, suatu gua yang tidak terlalu besar, dengan panjang 4 hasta, dan lebar 1,75 hasta dengan ukuran zira’ al-Hadid hasta ukuran besi.Keluarga Rasul terkadang menyertainya ke sana. Selama bulan Ramadhan, beliau di gua ini, dan tidak lupa memberikan makanan kepada setiap orang miskin di sekitar sana. Selama bulan tersebut beliau menghabiskan waktunya untuk beribadah, memikirkan keagungan alam di sekitarnya, dan kekuatan tidak terhingga di balik alam. Beliau tidak pernah merasa puas melihat keyakinan umatnya yang penuh denan kemusyrikan, dan segala persepsi mereka yang tidak pernah lepas dari mitos. Sementara itu, di hadapan beliau juga tidak ada jalan yang jelas, dan mempunyai batasan-batasan tersentu yang bisa menghantarkannya kepada keridhaan, dan kepuasan Nabi Muhammad untuk mengasingkan diri termasuk dari ketentuan Allah kepadanya, sebagai langkah untuk menerima tugas besar yang sedang menantinya. Ruh manusia yang realitas kehidupannya akan disusupi suatu pengaruh, dan di bawa ke arah lain, maka ruh itu harus dibuat kosong, dan mengasingkan diri untuk beberapa saat, menjauh dari berbagai kesibukan duniawi, dan dinamika kehidupan yang membuatnya sibuk pada urusan Allah SWT mengatur, dan mempersiapkan kehidupan Rasulullah untuk mengemban amanat yang besar, mengubah wajah dunia, dan meluruskan garis sejarah. Allah telah mengatur pengasingan ini selama 3 tahun sebelum membebani Muhammad dengan risalah. Rasul biasanya pergi untuk mengasingkan diri selama jangka waktu sebulan sebelum kembali lagi ke rumahnya, dan begitu seterusnya hingga wahyu Al-Qur’an dan Turunnya Wahyu Al-Qur’anKetika Muhammad genap empat puluh tahun, tanda-tanda nubuwah kenabian sudah tampak. Diantaranya, adanya batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepadanya, dan terjadinya ru’ya shadiqah mimpi yang benar berupa fajar subuh yang menyingsing. Hal ini berlangsung hingga enam bulan, dan ru’ya shadiqah tersebut merupakan bagian dari empat puluh enam tanda tahun ketiga dari pengasingan Muhammad di Gua Hira’, tepatnya di bulan Ramadhan, Alllah memberikan rahmatNya kepada penduduk bumi dengan memberikan kemuliaan kepada Muhammad, berupa pengangkatan sebagai Nabi, dan menurunkan Jibril kepadanya dengan membawa beberapa ayat Al-Qur’an. Peristiwa pengangkatan, dan turunnya wahyu tersebut terjadi pada hari Senin, tanggal malam ke-21 bulan Ramadhan[1] penjelasan mengapa malam ke-21 dapat dibaca di bawah, dan bertepatan dengan tanggal 10 Agustus tahun 610 M. Tepatnya ketika Rasul berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari menurut penanggalan Qamariyah, dan sekitar 39 tahun 3 bulan 20 hari menurut penanggalan peristiwa turunnya wahyu tersebut, istri Rasulullah, Aisyah menuturkan kisahnya sebagai berikut, “Wahyu yang mula pertama dialami oleh Rasulullah Saw adalah berupa ru’yah shalihah dalam tidur, dan mimpi itu hanya berbentuk fajar subuh yang menyingsing, kemudian beliau lebih menyenangi penyendirian, dan melakukannya di Gua Hira’, beribadah di dalamnya beberapa malam sebelum dia kembali ke rumah keluarganya.”Dalam melakukan itu, beliau mengambil bekal kemudian kembali ke Khadijah mengambil perbekalan yang sama hingga datang kebenaran kepadanya yaitu saat beliau berda di gua Hira’ tesebut, seorang malaikat datang menghampiri sembari berkata, “bacalah!” Aku Rasulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca!” Rasul menuturkan, “Kemudian dia memegang, dan merengkuhku hingga aku kehabisan tenaga, lalu setelah itu melepaskanku sembari berkata, “bacalah!” Aku tetap menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”Dia memegangku dan merangkulku hingga aku merasa sesak. Kemudian melepaskanku, seraya berkata lagi, “Bacalah!” aku menjawab “Aku tidak bisa membaca.”Dia memegangiku, dan merangkulku hingga ketiga kalinya hingga aku merasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkataAl-Alaq 1-5ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinyaRasulullah kemudian pulang membawa wahyu dengan hati yang penuh ketakutan, dan menemui Khadijah binti Khuwailid sembari berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku!” maka beliau diselimuti hingga badan beliau tidak lagi menggigil ketakutan layaknya terkena demam.“Apa yang terjadi padaku?” beliau bertanya kepada Khadijah. Beliau kemudian memberitahukan apa yang baru saja terjadi. Beliau berkata, “Aku takut akan terjadi sesuatu pada diriku.”Khadijah berkata, “Tidak demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, membantu meringankan beban orang lain, memberi makan orang yang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.”Selanjutnya Khadijah membawa Rasul pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Nasrani sema Jahiliyah. Dia menulis buku dalam bahasa Ibrani, dan juga menulis Injil bahasa Ibraniseperti yang dikehendaki. Pada saat Khadijah membawa Rasul dia sudah tua, dan berkata kepada Waraqah, “Wahai putra pamanku, dengarkanlah kisah dari anak saudaramu.”Waraqah bertanya kepada beliau, “Apa yang pernah engkau lihat, wahai putra saudaraku?” Rasulullah kemudian menceritakan apa saja yang pernah Waraqah berkata, dia itu adalah An-Namus Jibril yang diutus Allah kepada Musa. Andaikan saja aku masih muda pada masa itu. Andaikan saja aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu.”Rasul bertanya, “Benarkah mereka akan mengusirku?”“Benar, tidak seorang pun yang membawa seperti yang engkau bawa melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti, tentu akan membantumu dengan sungguh-sungguh.” Tidak lama kemudian Waraqah wafat dan wahyu pun tidak turun dalam beberapa Terputus untuk SementaraDiriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Ibnu Abbas yang intinya menyatakan bahwa setelah turunnya wahyu pertama, wahyu sempat terputus selama beberapa hari. Pada masa-masa terputusnya wahyu itu, Rasulullah hanya diam dalam keadaan termenung sedih. Kegelisahan melingkupi diri beliau. Dalam kitab At-Tabir, Imam al-Bukhari meriwayatkan naskah sebagai berikut“Menurut berita yang sampai kepada kami, wahyu berhenti turun hingga membuat nabi sedih, dan berkali-kali berlari ke gunung, dan ingin menjatuhkan diri dari jurang, namun setiap beliau mencapi puncak gunung untuk mencampakkan dirinya, malaikat Jibril menampakkan wujudnya sembari berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau benar-benar utusan Allah!”. Motivasi ini dapat menenangkan, dan memantapkan kembali jiwa beliau. Lalu pulanglah beliau ke rumah, namun ketika wahyu tidak kunjung turun, beliau pun mengulai tindakan sebagaimana sebelumnya, dan ketika dia mencapai puncak gunung, malaikat Jibril menampakkan wujudnya dan berkata kepadanya seperti sebelumnya.”Jibril Turun Membawa Wahyu untuk Kedua KalinyaIbnu Hajar menuturkan, “Selama wahyu terputus untuk beberapa hari lamanya, beliau ingin ketakutan, dan kedukaannya segera sirna, dan kembali seperti sebelumnya. Ketika bayang-bayang kebingungan mulai surut, dan beliau kembali menunggu-nunggu turunnya wahyu, Allah memuliakan beliau dengan wahyu untuk kedua kalinya.”Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah menuturkan masa turunnya wahyu. Beliau bersabda, “Tatkala aku sedang berjalan tiba-tiba aku mendengar sebuah suara yang berasal dari langit. Aku mendongakkan pandangan ke arah langit, dan bumi. Aku mendekatinya hingga tiba-tiba aku terjerembab di atas tanah. Kemudian aku menemui keluargaku dan kukatakan, Selimutilah Aku, Selimutilah aku!. Lalu Allah Ta’ala menurunkan surat Al-Muddatstsir Ayat 1-5” yang berbunyiيَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ ١ قُمۡ فَأَنذِرۡ ٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan. dan Tuhanmu agungkanlah. dan pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Setelah turunnya ayat-ayat di atas, maka wahyu datang secara berturut-turut dan dalam bentuk suara-suara yang berbeda, dan kadang-kadang muncul seperti gema lonceng. Tetapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu turun dalam satu suara, yaitu suara malaikat proses turunnya wahyu ini Aisyah meriwayatkan bahwa Al-Harits ibn Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, bagiamana sampainya wahyu kepada anda?” Rasul menjawab “kadang-kadang wahyu diturunkan kepadaku seperti bunyi lonceng, dan inilah yang aku rasakan paling berat, kemudian bunyi lonceng tersebut menghilang setelah aku menghafal wahyu yang diturunkan itu. Kadang-kadang malaikat mendatangiku dengan wujud seorang laki-laki, lalu dia menyampaikan wahyu kepadaku, kemudian aku menghafal apa yang disampaikannya.”Setelah mendapat perintah, dan tugas baru yang harus dia laksanakan sebagai seorang utusan Allah, Nabi Muhammad kemudian menemui dan berbaur di tengah masyarakatnya untuk mengajar, berdakwah, dan menyampaiakan risalah barunya. Pada masa ini Nabi banyak mendapat makian dan hinaan dari masyarakat Quraisy, hingga menyebabkan berdakwah secara Wahyu di Tahun-Tahun Awal KenabianSingkat, tegas, ekspresif, dan mengesankan merupakan karakteristik wayu yang paling awal, yaitu surat-surat al-Makiyah. Pada tahun-tahun awal ini, kandungan dari wahyu yang turun adalah mengenai keagungan Allah, yang pada hari pengadilan akhir kiamat akan menimbang setiap perbuatan manusia. Wahyu-wahyu yang pertama menekankan kekhawatiran perihal hari kiamat, anjuran bersikap saleh, dan penuh kebajikan, dan peringatan atas kelalaian terhadap tugas, dan kewajiban, beserta kelalaian terhadap hari dari pengabdian diri kepada Allah, dan kekhawatiran akan ancaman di hari akhir adalah sikap sombong, membanggakan kekuasaan manusia, dan pengrusakan terhadap segala sesuatu di dunia. Hal ini merupakan ciri dari masyarakat Mekkah zaman jahiliyah, yang serakah, dan bersikap acuh terhadap nasib fakir miskin, acuh akan sikap kedermawanan, dan acuh terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat lemah.[1] Sebenarnya terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai penentuan hari turunnya wahyu. Ada yang berpendapat pada hari ke-7, ada yang berpendapat pada hari ke-17, dan ada yang berpendapat pada hari ke-17. Tetapi saya lebih setuju pada analisa bahwa malam ke-21 Ramadhan. Sebab, mayoritas pakar biografi sepakat bahwa Muhammad diangkat sebagai rasul pada hari Senin. Hal ini diperkuat riwayat dari Abu Qatadah, bahwa Rasul pernah ditanya mengenai tentang puasa hari Senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari inilah aku dilahirkan, dan pada hari ini pula turun wahyu yang pertama kepadaku.” Dalam lafal lain disebutkan, “itulah hari aku dilahirkan, dan pada hari itu pula aku diutus sebagai rasul atau turun kepadaku wahyu.” Lihat Muslim, I/368; Ahmad, 51299; Al-Baihaqi, IV/286-300, dan Al-Hakim, Senin pada bulan Ramadhan tahun itu sendiri hanya jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qadr hanya jatuh pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Maka, jika kita membandingkan antara firman Allah, “Sesungguhnya kami menurunkannya al-Qur’an pada Lailatul Qadr”, dengan riwayat Abu Qatadah, dan tanggal-tanggal jatuhnya hari senin bulan itu maka akan ditemukan bahwa hari diutusnya beliau menjadi Rasul jatuh pada malam tanggal 21 bulan Az-Zabidi. 2002. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Jakarta Pustaka M. Lapidus. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta RajaGrafindo K. Hitti. 2006. History of The Arabs. Jakarta Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. 2011. Sirah Nabaiyah Ar-Rahiq Al-Makhtum. Jakarta Ummul Posts
Ketikawahyu telah turun secara lengkap, keseluruhan isi pesan Al-Qur'an telah dimasukkan ke dalam suatu susunan urutan yang akan tetap demikian hingga hari kiamat. Bila Anda membuka Al-Qur'an dan menemukan surat pembuka, Al-Fatihah, Anda akan mengira surat tersebut merupakan ringkasan dari Al-Qur'an. Menjadi induk dari Al-Qur'an, Al
Mengapa Al-Quran Dibagi Menjadi 30 Juz? Al-Quran merupakan kitab suci seluruh umat Islam. Al-Quran dapat didefinisikan sebagai kalam Allah SWT, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya termasuk ibadah. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekkah dan 10 tahun ketika di Madinah. Al-Quran memiliki 114 surat dan 30 dari segi masa turunnya ayat Al-Quran terbagi menjadi 2 kategori yakni ayat Makkiyah dan ayat Madaniyyah. Ayat yang diturunkan di Mekkah atau sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dinamakan dengan ayat Makiyyah. Sedangkan ayat yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat ayat Makiyyah pendek-pendek dan mengandung pengajaran budi pekerti, sedangkan ayat Madaniyyah panjang-panjang dan berhubungan dengan peraturan atau hukum-hukum. Ayat yang pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah SAW adalah 5 ayat dari surat menerima wahyu untuk pertama kalinya ketika beliau sedang berada di gua hira. Dahulu kala, tatkala Rasulullah SAW menerima wahyu dilakukan secara berangsur-angsur ayat-per ayat dan tidak berurutan seperti yang kita ketahui selama ini dalam mushaf Al-Quran. Ayat-ayat tersebut selanjutnya hanya dihafal dan diajarkan kepada para sahabat tanpa disertai upaya untuk pembukuan Al-Quran untuk pertama kalinya dimulai sejak zaman kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pada masa itu, dimana para Hafidz penghafal Al-Quran banyak yang terbunuh dalam peperangan yamamah, perang melawan orang-orang murtad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Melihat kejadian tersebut, Umar bin Khattab merasa hawatir dan mengusulkan agar dibukukannya Al-Quran atas pertimbangan untuk menjaganya. Pembukuan tersebut pun dilakukan dan hasil finalnya berupa mushaf pada masa para sahabat setelah wafatnya Rasulullah, tidak dikenal dengan pembagian Al-Quran beerdasarkan Juz, hal ini disebabkan Rasulullah SAW maupun malaikat Jibril tidak pernah memerintahkan untuk dilakukannya pembagian Al-Quran. Sehingga para sahabat kala itu hanya membagi Al-Quran menjadi tujuh Al-Quran menjadi tujuh bagian terjadi dikarenakan para sahabat terbiasa mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu satu minggu tujuh hari. Setiap bagian nantinya akan dibaca dalam satu hari dan dilanjutkan di hari berikutnya. Apabila dirinci tiap bagian adalah sebagai berikutBagian pertama, berisi 3 surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisaa’Bagian kedua, berisi 5 surat Al-Maidah sampai dengan At-TaubahBagian ketiga, berisi 7 surat Yunus sampai dengan An-NahlBagian keempat, berisi 9 surat Al-Israa’ sampai dengan Al-FurqanBagian kelima, berisi surat Surat Asy-Syu’ara hingga akhir Surat Keenam, berisi 11 Surat Ash-Shafaat sampai dengan Al-Hujurat danBagian ketujuh, atau dapat disebut dengan Al-Mufashshal yang berarti terperinci. Maksudnya surat-surat yang ayatnya pendek-pendek yang dimulai dari surat Qaaf sampai dengan di atas juga biasa disebut sebagai Famy bi tersebut hanya dilakukan sekedar untuk hafalan dan amalan tiap hari atau di dalam sembahyang, serta tidak ditulis di dalam mushaf Al-Quran menjadi 30 juz baru dilakukan pada tahun 110 H yang dipelopori oleh al-Hajjaj. Pada masa al-Hajjaj bin Jusuf Ats Tsaqafi diadakan penulisan di mushaf Al-Quran sekaligus ditambahkan dengan istilah-istilah Al-Quran berdasarkan juz berpatokan pada jumlah huruf yang ada. Pembagian tersebut dilakukan oleh para cendekiawan Iraq atas perintah yang diberikan langsung oleh al-Hajjaj. Hal tersebut didasari dari gagasan untuk mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu satu hitung-hitungannya, pada hari pertama membaca juz pertama, hari kedua membaca juz kedua, hari ketiga membaca juz ketiga, begitupun seterusnya hingga hari ke 30. Pada masa-masa selanjutnya, muncullah istilah hizb dan maqra. Sama dengan tujuan juz, dua hal ini juga ditujukan agar kita bisa istiqamah mengkhatamkan Al-Quran. ANWallahu a’lam. Haditsmerupakan sumber aturan agama Islam yang kedua sehabis kitab suci Al - Qur'an. Jika suatu perkara tidak dijelaskan di dalam Al - Qur'an, maka umat Islam akan memakai sumber yang kedua yaitu Hadits. Pengertian Hadits, Fungsi dan Jenis-jenis Hadits Secara Lengkap Jika diartikan dari kata dasarnya, maka pengertian hadits yaitu TanyaMengapa ayat-ayat al-Qur’an tidak disusun berdasarkan waktu turunnya? Misalnya, mengapa ayat 3 dari surah al-Maidah diletakkan di awal surah kelima, padahal ayat itu adalah ayat terakhir yang diterima Nabi saw.? Mengapa surah al-Alaq atau Iqra’ yang diturunkansebagai wahyu pertama diletakkan di bagian akhir al-Qur’an?[Ahmad Nur Cholis Jakarta]JawabAyat-ayat al-Qur’an turun berinteraksi dengan masyarakat. Sebab turundan masalah yangdibicarakannya silih berganti. Semuanya itu berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, jika Anda sependapat dengan mereka yang menyatakan bahwa ayat 3 dari surah al-Maidah adalah ayat terakhir yang diterima Nabi Muhammad dapat menduga keras bahwa jika ayat-ayat al-Qur’an disusun sesuai dengan masa turunnya, maka hubungan uraian antara satu ayat dengan ayat lainnya tidak akan serasi. Bayangkanlah apa hubunganantara ayat 5 surah al-Alaq wahyu pertama Dia Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya QS. al-Alaq [96] 5dengan ayat pertama wahyu kedua Wahai orang yang berselimut! [73] atau QS. al-Muddatstsir [74]. Dua surah ini sengaja disebut karena para ulama berbeda pendapat tentang kedua wahyu itu ihwal mana yang pertama dan mana yang kedua. Sebab,kedua surah itu dimulai dengan perintah ini berbeda dari susunan yang ada sekarang. Perhatikan, misalnya, hubungan yang amat serasi antara kelima ayat wahyu pertama QS. al-Alaq [96] 1-5 dengan ayat keenam surah yang Anda ketahui bahwa ayat keenam turun sekian tahun setelahturunnya wahyu pertama itu. Melihat kandungan ayat enam dan seterusnya yang berbicara tentang sikap kaum Musyrik terhadap NabiMuhammad saw. dan ajarannya, maka dapat dipastikan bahwa ayat ini dan ayat-ayat berikutnya turun setelah Nabi mengumandangkan ajaran-ajaranIslam di hadapan umum, yakni setelah turunnya firman Allah,yakni ayat 94 dalam surah al-Hijr yang dinyatakan oleh sebagian ulamasebagai turun tiga tahun sesudah menerima wahyu ingin penulis garisbawahi adalah bahwa walaupun ayat 6surah al-Alaq itu dan ayat-ayat berikutnya turun jauh hari kemudian,kaitan kandungannya dengan ayat kelima dan ayat-ayat sebelumnya sangat erat dan serasi. Hal ini tidak mengherankan karena penempatan atau susunan ayat-ayat al-Qur’an, sebagaimana terlihat dalam mushafal-Qur’an dewasa ini, berdasarkan petunjuk Allah kepada Nabi-Nya yang disampaikan oleh Malaikat Jibril setiap kali menyampaikan kalam ayat-ayat al-Qur’an atas petunjuk Allah yang tidak sesuai dengan masa turunnya itu dibahas oleh sejumlah ulama guna menemukan rahasianya. Selain menemukan sekian banyak pesan yang terselip atau penjelasan makna, mereka juga menemukan keserasian hubungan antara ayat terdahulu dan ayat ditempatkannya sesudahnya,walaupun turunnya jauh kemudian. Salah seorang yang paling berhasil dalam bidang ini adalah Ibrahim bin Umar al-Biqa’i w. 885 H/1480 M dengan karyanya yang sangat mengagumkan, Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat wa asy-Shuwar Untaian Mutiara ihwal KeserasianHubungan antara Ayat-Ayat dan Surah-Surah al-Qur’an.Di sini, yang dimaksud dengan keserasian di antaranya adalah keserasian antarkata dalam susunan suatu ayat, keserasian antara penutup ayat fashilat dengan kandungan ayatnya, dan keserasian antara ayat dengan ayat berikutnya. Demikian pula halnya antara mukadimah satu surah dan penutup surah sebelumnya. Dan masih ada banyak keserasianlainnya yang kesemuanya mengandung makna dan pesan-pesan. Kita tidak akan menguraikannya di sini karena keterbatasan ruangan. Sekadar contoh, keserasian hubungan antara ayat keenam surah al-Alaq dengan ayat-ayat sebelumnya 1-5 adalah bahwa kelima ayat pertama, antaralain, memperkenalkan Allah dan manusia yang telah beroleh anugerah demikian besar sejak awal kejadiannya hingga pemeliharaan danpengetahuan yang diajarkan kepadanya. Akan tetapi, sebagaimana dijelaskan dalam ayat keenam, makhluk ini yakni, manusia kafir, bersikap angkuh, melampaui batas, dan lengah, padahal kelak dia akankembali kepada Allah.[M. Quraish Shihab – Dewan Pakar Pusat Studi al-Qur’an] Alquranadalah sumber terpenting pemikiran kaum Muslimin. Sumber lain dalam pemikiran Islam adalah hadis dan sunnah; artinya ajaran-ajaran yang diperoleh dari sumber-sumber Islam lainnya, apabila bertentangan dalam Alquran, maka tidak ada nilainya sama sekali. Berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah saw dan para Imam Syiah, hadis-hadis harus disandingkan dengan Alquran. Bokeh Situs Download http Contact Result for Mengapa Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu Dan TOC Daftar IsiMengapa Isi Alquran Tidak Diurutkan Sesuai Waktu Turunnya Wahyu?Jul 20, 2020 Adapun penentuan juz-juz Al-Quran yang tiga puluh jumlahnya, itu bukan dari Sahabat Utsman, karena mushhaf utsmani Al-Quran yang ditulis di zaman Utsman tidak terdapat juz-juz tersebut. Melainkan dari para ulama, dengan maksud untuk Ayat-ayat Al-Quran Tidak Disusun Berdasarkan Kronologi Waktu Tanya Mengapa ayat-ayat al-Quran tidak disusun berdasarkan waktu turunnya? Misalnya, mengapa ayat 3 dari surah al-Maidah diletakkan di awal surah kelima, padahal ayat itu adalah ayat terakhir yang diterima Nabi saw.? Mengapa surah al-Alaq atau Iqra yang diturunkansebagai wahyu pertama diletakkan di bagian akhir al-Quran?5 Sebab Al-Qur'an Tak Dibukukan di Zaman RasulullahOct 3, 2022 Ketiga, susunan surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur'an tidak berdasarkan waktu diterimanya wahyu oleh Rasulullah. Ada kalanya surat atau ayat diturunkan di awal tapi dalam susunannya ditempatkan menjelang akhir, seperti surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang turun di awal namun dalam penempatannya ada di surat Al-Qur'an tidak disusun berdasarkan waktu turunnya wahyu dan Mengapa Al-Qur'an tidak disusun berdasarkan waktu turunnya wahyu dan sebab diturunkannya ayat? - Quora. Jawaban 1 dari 2 Saya jawab asal-asalan saja ya. Jawaban singkat Agar lebih cepat digosipkan oleh orang Kristen dan YahudiJawaban panjangAnda pernah dengar struktur chiastic?Apa alasan isi ayat Al-Quran tidak diurutkan sesuai waktu wahyu - QuoraApa alasan isi ayat Al-Quran tidak diurutkan sesuai waktu wahyu pertama diturunkan? - Quora. Jawaban 1 dari 2 Terima kasih PJ-nya Didik Wijanarko , tapi mungkin pertanyaannya perlu diperbaiki menjadi,Mengapa Al-Qur'an tidak disusun sesuai dengan urutan-urutan ayat yang turun kepada Nabi ?Mengapa Turunnya Al-Quran Tidak Urut Sesuai Urutan Surat dan Ayat?Mar 29, 2010 Mengapa tidak disusun sesuai dengan urutan turunnya wahyu kepada Rasul? ========== Sebuah Penjelasan Perlu diketahui bahwa jauh sebelum awal mula diturunkan dari langit, Al-Quran Al-Kariem sudah ada di langit. Bahkan Al-Quran Al-Kariem sudah ada jauh sebelumnya Makna Wahyu dan Proses Turunnya Al-Qur'anJul 25, 2018 Memahami Makna Wahyu dan Proses Turunnya Al-Qur'an. Al-Quran merupakan sumber dan pedoman utama bagi umat Islam yang diyakini sebagai wahyu Allah yang turun kepada Nabi Muhammad . Al-Quran mempunyai hubungan erat dengan kehidupan Nabi dan masyarakat Arab pada masa awal, sehingga tidak mengherankan ketika ungkapan-ungkapan yang Mengapa Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu DanMengapa Al-Quran tidak disusun berdasarkan waktu diturunkannya - QuoraJawaban 1 dari 3 Ayat-ayat al-Quran turun berinteraksi dengan masyarakat. Sebab turundan masalah yangdibicarakannya silih berganti. Semuanya itu berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, jika Anda sependapat dengan mereka yang menyatakan bahwa ayat 3 dari surah al-Maidah adalah ayat Mengapa Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu DanMengapa Urutan Al-Qur'an Tidak Sesuai Dengan Turunnya Wahyu? Buya Sejarah Turunnya Al-Qur'an dan Keistimewaannya - Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu Dan Mengapa Isi Alquran Tidak Diurutkan Sesuai Waktu Turunnya Wahyu? Jul 20, 2020 Adapun penentuan juz-juz Al-Quran yang tiga puluh jumlahnya, itu bukan dari Sahabat Utsman, karena mushhaf utsmani Al-Quran yang ditulis di zaman Utsman tidak terdapat juz-juz Makna Wahyu dan Proses Turunnya Al-Qur'an - NU OnlineJul 25, 2018 Adapun wahyu yang diturunkan pada Nabi Muhammad mempunyai beberapa model atau cara, tetapi secara umum para ulama berpendapat bahwa proses turunnya wahyu pada Nabi melalui dua cara. Pertama adalah al-inzl, yakni proses turunnya Al-Quran yang diyakini berasal dari lauhul mahfudh ke langit Urutan Mushaf Tidak Sesuai dengan Urutan Turunnya Wahyu? - TarbiyahJawaban Ilmiah Urutan Mushaf. Al Quran turun melalui dua tahap. Pertama, Al Quran diturunkan secara lengkap dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Kedua, dari Baitul Izzah, Al Quran diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam secara bertahap dalam waktu 22 tahun Alquran tidak disusun sesuai dengan urutan turunnya surah Nov 28, 2020 Jawaban Mengapa ada penggolongan ayat ayat al quran berdasarkan kronologi turunnya al quran? karena, agar ayat lebih mudah dipahami jika ada yang tahu waktu dan keadaan yang berhubungan dengan itu. pentingnay mengetahui asbabu An-Nuzul wahyu tersebut adalah untuk memahami Urutan Mushaf Tidak Sesuai Dengan Urutan Turunnya Wahyu?Mengapa Urutan Mushaf Al Quran Tidak Sesuai Dengan Urutan Wahyu? Pertanyaan ini sering terlintas di benak seorang muslim yang kritis mencari kebenaran. Disamping itu, pertanyaan ini sering pula dilontarkan para misionaris untuk membingungkan masyarakat Kitab Tafsir yang Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Al-QuranMay 29, 2019 Tela'ah Tiga Kitab Tafsir yang Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Al-Quran Tiga kitab tafsir ini disusun sesuai urutan waktu turunnya ayat, bukan sesuai urutan mushaf kebanyakan. M Afifudin Dimyathi 29 Mei 2019 16975[Sejarah Islam] Al Quran, dari Wahyu sampai Kitab SuciApr 29, 2021 Era Nabi Muhammad Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad selama 23 tahun, dari usia 40 hingga kematiannya pada usia 63. Selama kurun waktu itu, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Tuhan dalam sejumlah cara. Paling sering, itu diucapkan kepadanya secara langsung oleh Malaikat Proses Turunnya Alquran hingga Sampai ke KitaAug 16, 2020 Turunnya surat berangsur-angsur dari terciptanya manusia pertama sampai Nabi Muhammad SAW, hingga akhirnya bisa sampai di tangan kita bukanlah sebuah proses yang singkat. Lantas, bagaimana proses Al Quran, yang berasal dari surga, bisa sampai kepada seluruh umat manusia?Mengapa Ayat Ayat Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Kronologi Waktu Mengapa ayat-ayat al-Quran tidak disusun berdasarkan waktu turunnya? Misalnya, mengapa ayat 3 dari surah al-Maidah diletakkan di awal surah kelima, padahal ayat itu adalah ayat terakhir yang diterima Nabi saw.? Mengapa surah al-Alaq atau Iqra yang diturunkansebagai wahyu pertama diletakkan di bagian akhir al-Quran? [Ahmad Nur Cholis Jakarta]Sejarah Turunnya Al Quran hingga Menjadi Bentuk Mushaf yang Kita Kenal 1 day ago Sebab, Al Quran merupakan kitab suci yang mengandung ilmu pengetahuan dan pedoman hidup bagi setiap umat Islam. Berdasarkan sejarah turunya Al Quran, wahyu pertama diturunkan pada pada tahun 610 Masehi ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun. Al Quran diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW melalui Mengapa Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu Dan6 Tujuan Diturunkannya Al Quran, Terkandung dalam Ayat-ayatnya - detikcomJan 1, 2022 Katakanlah, "Aku tidak dapat bersaksi." Katakanlah, "Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah." 4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia. Tujuan diturunkannya Al Quran tentunya juga agar manusia menjadikannya sebagai pedoman, petunjuk, dan searchesRelated Keywords For Mengapa Al Quran Tidak Disusun Berdasarkan Waktu Turunnya Wahyu Dan The results of this page are the results of the google search engine, which are displayed using the google api. So for results that violate copyright or intellectual property rights that are felt to be detrimental and want to be removed from the database, please contact us and fill out the form via the following link here.
Alquranmemuat berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, baik yang berkaitan dengan Tuhannya maupun dengan sesama manusia. Dengan
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID vYwUeYmUHjKm7MWEst-AaRxUG455pkwCovYPmvem033ER-vDFbFjcw== gUlrG3.
  • 1jie28yn7i.pages.dev/111
  • 1jie28yn7i.pages.dev/202
  • 1jie28yn7i.pages.dev/72
  • 1jie28yn7i.pages.dev/119
  • 1jie28yn7i.pages.dev/155
  • 1jie28yn7i.pages.dev/399
  • 1jie28yn7i.pages.dev/169
  • 1jie28yn7i.pages.dev/293
  • 1jie28yn7i.pages.dev/28
  • kenapa alquran tidak disusun dari wahyu pertama